Jumat, 16 April 2010

CEMBURU

Semakin resah,,, itulah yang kurasakan saat ini.

Masih ingat betul,,, bagaimana aku sangat marah, disaat mendengar adikku mengambil keputusan untuk menikah disaat dia belum bisa memberikan yang terbaik buat keluarga.
Masih sangat jelas,,,,, dalam ingatanku bagaimana dia sembah sujud dihadapku hanya untuk merelakannya melangkahiku untuk menikah duluan.

Semakin gemetar ku mengingat semua itu,,,,,,, salahku,,, yang tiada pernah bisa kuperbaiki lagi,,,, terlambat sudah ,,,, di penghujung waktuku,,,,,


*****

Terlahir dari keluarga yang sederhana dari sebuah kota kecil di pinggiran Bengawan Solo, membuatku tumbuh menjadi sosok yang lembut namun dengan didikan keluarga di lingkungan Angkatan menjadikanku seorang wanita yang tumbuh dengan jiwa yang tangguh dan pantang menyerah.

Selepas sekolah kulangsung bekerja untuk bisa membantu dalam pendidikan adik – adikku. Sambil kuputuskan untuk bisa melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi lagi. Lima tahun sudah kulalui dengan segala suka duka.

Usia 25 tahun,,,,, ku sudah menamatkan kuliahku, betapa bahagianya diriku saat itu bisa kuliah dengan biaya sendiri tanpa merepotkan orang tua, bahkan terkadang masih sempat mengirim buat adik – adik dan keluarga. Tawaran dari Bapak yang kesekian kalinya saat itu untuk bisa menerima tunangan dengan seorang pemuda ganteng dari tetangga kampong, ku tolak lagi dengan alasan saya belum mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan pendidikanku saat itu.

Usia 30 tahun,,,, Sebuah rumah mungil plus segala perabot yang lumayan nyaman sudah kudapatkan dan tentunya sebuah kendaraan roda dua yang siap kubawa kemanapun kupergi. Terima kasih Allah,,, Engkau telah memberikan Limpahan Rizki yang lebih dari cukup. Seorang teman mengenalkanku pada seorang rekanan bisnisnya, lumayan cakep dan kaya, eksekutif muda, sayang,,, dia bukan termasuk dalam daftar kriteriaku.

Usia 36 tahun,,,, Aku sudah memiliki sebuah mobil dan aku ingin mengambil sebuah ruko lantai tiga untuk bisa kusewakan kepada para bisnisman di daerah rantau. Hmmm,,,, membuat diriku sibuk dengan urusan dunia, kumelupakan sejenak kebutuhanku untuk memiliki sebuah keluarga. Keluarga..??? sejak kapan aku berpikir untuk punya keluarga??? Itu membuatku tidak bisa berpikir,,, bagaimana nanti aku bisa mengurus suamiku? Sementara aku masih ingin tetap bekerja. Belum lagi bila memiliki anak kecil,,,,, aduhhhh,,,, tidak ,,,, tidak terbersit dalam benakku sedikitpun, itu membuatku pusing untuk berpikir ke arah sana.

Usia 38 tahun,,,, adikku ikut diranah rantau selepas dari sekolahnya, dua tahun sudah kami lewati bersama untuk bisa saling memberikan motivasi dan saling menguatkan. Dan Alhamdulillah,,,, tiket Umroh & Haji untuk Bapak & Ibu sudah kami persembahkan sebagaimana impian Bapak & Ibu untuk bisa pergi ke tanah Suci.

Usia 40 tahun,,,, itulah saat dimana aku harus berpisah dengan adikku karena dia bersikukuh dengan pilihannya untuk bisa secepatnya menikah dan memiliki sebuah keluarga kecil yang bahagia. Pertengkaran terjadi saat itu, betapa egonya aku,,,,, betapa aku telah menyakiti hati adik dan keluarga besarku. Kulepas adikku dengan rasa kesombongan yang sangat. Apa yang sudah dia dapatkan, baru kerja dua tahun, belum punya rumah, belum punya kendaraan sendiri,,, apa nggak susah kehidupannya nanti?. Biarlah aku tetap pada duniaku,,, dunia kerjaku,,,, dunia kesendirianku, yang sebenarnya dunia yang tidak aku inginkan. Dalam lubuk hati yang paling dalam aku juga mengimpikan sebuah keluarga kecil,,,,, tapi ,,,,, ohhh,,,,, tidak,,,, itu pasti sangat merepotkan.

Usia 45 tahun,,,, usia yang paling membuatku sangat takut,,,, aku merasa sangat takut dalam kesendirian. Meskipun sebenarnya ada banyak teman kerja dan tetangga di sekitarku. Namun tidak bisa menemani diriku untuk urusan yang sangat pribadi. Dan aku takut ,,, sebentar lagi masa menopause pasti menghampiriku. Belum lagi fisikku yang tidak sekuat dulu. Aku sudah memiliki semuanya deposito, rumah di kawasan elite, mobil dengan merk paling top, beberapa ruko yang kusewakan,,, namun tidak untuk ketenangan batin.

Aku cemburu disaat melihat adikku bersama putra-putri mungil mereka, keluarga kecil sederhana namun sangat kelihatan kebahagiaan diantara mereka. Aku cemburu melihat temanku membawa keluarganya disaat acara Family gathering. Aku cemburu ,,,, melihat semua kebahagiaan itu…..
Akankah aku bisa merasakan semua itu? namun dengan siapa? Berapa orang yang sudah tersakiti karena penolakanku? Hanya rasa cemburu disaat melihat semua kebahagiaan itu.

Usia 48 tahun,,,, aku diminta pulang ke rumah karena Bapak sakit dan ingin aku selalu ada disampingnya. Akankah aku pulang ke kampung halaman dengan kebahagiaan yang selama ini aku idamkan???

*****

Buat Mbak & Mas sekalian yang masih nge jomblo,,,,,, apalagi sich sebenarnya yang ditunggu???
Sebelum rasa cemburu itu hadir menghampirimu,,,,,

(Dedicate to My SmoothSister: Tiada kata terlambat untuk secepatnya menyempurnakan separuh Ad Dien kita Mbak)



Tidak ada komentar: