Rabu, 07 Juli 2010

Romansa Senja


Monthly meeting pada pagi hari ini masih menyisakan sepenggal lara dalam hati. Semangat pagi tidak cukup untuk membuat diri bertahan dalam keheningan pikir. Terkoyak kembali niatan lurus untuk memperbaiki pertahanan diri dalam bersabar.


Seorang senior menyampaikan untuk mendapatkan calon prospek yang lebih fresh sebenarnya kita bisa menggunakan rekanan dari Suami / istri dari karyawan. Hmmm,,,,, satu hal yang memang harus dicoba, dan sangat luar biasa sekali idenya. Bagi yang belum pernah kena fobia, ini merupakan hal yang sangat inovatif, bukan??.

Namun tidak pada diri saya, nuansa malam itu membuat bulu kuduk merinding setiap kali mengingatnya. Masih ingat betul dalam ingatan, 15 (lima belas) menit sebelum mengajar di kampus ada salah satu suami karyawan yang menelpon saya dengan semangat yang tiada bisa tertahan lagi,,,,,dia telah “memuntahkan” semua kata – kata dengan sangat kasar dan keras. Seumur – umur baru kali ini saya ditelpon dengan seseorang yang tidak memiliki etika.

Terkadang hidup memang butuh sesuatu yang warna-warni, sesuatu yang berbeda dari kebiasaan kita supaya kita bisa lebih baik lagi dan bisa memperbaiki diri dalam setiap nafas kesadaran kita. Malam itu menjadikan titik balik dalam diri untuk selalu memperbaiki diri dan berkomitmen untuk selalu membantu orang lain, meskipun berkiprah tidak harus melalui Institusi Sosial.

Seorang sahabat di dunia spiritual pernah memberikan solusi yang disebut sebagai “The Thinking Paradox (TTP). Solusi ini cukup sederhana untuk dimengerti, tapi butuh waktu untuk kita mampu melakukannya dengan baik. Sesuai dengan namanya, The Thinking Paradox mengajak kita untuk membalikkan cara berpikir.

Disaat saya dimarahi habis-habisan oleh orang yang belum kenal dengan saya, saya mulai berpikir ulang kira – kira apa ya motivasi orang tersebut marah pada saya. Karena pada banyak kasus orang yang marah atau orang yang ingin mengoreksi diri kita tidak sepenuhnya untuk kebaikan diri kita namun lebih didorong oleh nafsu untuk menjatuhkan orang lain.

Yupz,,, perumpamaan mengatakan buruk muka kaca dibelah, disaat seseorang merasa jelek didepan sebuah cermin, bukannya berusaha memperbaiki diri namun malah membanting kaca bahkan malah sengaja dipecahkan kaca tersebut.

By the way,,,,, saya tidak ingin terlalu focus pada masalah karena itu tidak pernah membuat kita menjadi maju dan besar. Namun sedikit sharing sore ini, smoga bisa membuat kita semua lebih bijak dalam melihat suatu masalah tidak hanya sekedar dari luarnya saja. Karena terkadang kita tidak pernah tahu sebenarnya ada masalah apa dibalik suatu kejadian besar. Kita tidak bisa hanya sekedar menyalahkan satu tanpa berusaha crosscek dengan yang lainnya.

Salah satu fenomena yang dapat kita lihat di dunia ini adalah selalu lebih sedikit jumlah pemimpin daripada jumlah pengikut (tentu saja, kan..?). Juga selalu lebih sedikit jumlah orang sukses daripada orang gagal. Lebih sedikit jumlah pemenang daripada pecundang.

Jadi sekarang fokusnya adalah,,, bukankah kita semua Pemenang?? Bukankah kita semua orang yang sukses?? Bukankah kita semua pemimpin?? (paling tidak untuk mimpin diri sendiri).

Selamat berkarya rekan semuanya,,,,, saya yakin dengan Ikhtiar TERBAIK dan Doa kita,,,,, kita pasti menjadi yang TERBAIK dalam hal KEBAIKAN.

(Dedicated to Young Succes Leader)

[+/-] Selengkapnya...

Jumat, 16 April 2010

CEMBURU

Semakin resah,,, itulah yang kurasakan saat ini.

Masih ingat betul,,, bagaimana aku sangat marah, disaat mendengar adikku mengambil keputusan untuk menikah disaat dia belum bisa memberikan yang terbaik buat keluarga.
Masih sangat jelas,,,,, dalam ingatanku bagaimana dia sembah sujud dihadapku hanya untuk merelakannya melangkahiku untuk menikah duluan.

Semakin gemetar ku mengingat semua itu,,,,,,, salahku,,, yang tiada pernah bisa kuperbaiki lagi,,,, terlambat sudah ,,,, di penghujung waktuku,,,,,


*****

Terlahir dari keluarga yang sederhana dari sebuah kota kecil di pinggiran Bengawan Solo, membuatku tumbuh menjadi sosok yang lembut namun dengan didikan keluarga di lingkungan Angkatan menjadikanku seorang wanita yang tumbuh dengan jiwa yang tangguh dan pantang menyerah.

Selepas sekolah kulangsung bekerja untuk bisa membantu dalam pendidikan adik – adikku. Sambil kuputuskan untuk bisa melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi lagi. Lima tahun sudah kulalui dengan segala suka duka.

Usia 25 tahun,,,,, ku sudah menamatkan kuliahku, betapa bahagianya diriku saat itu bisa kuliah dengan biaya sendiri tanpa merepotkan orang tua, bahkan terkadang masih sempat mengirim buat adik – adik dan keluarga. Tawaran dari Bapak yang kesekian kalinya saat itu untuk bisa menerima tunangan dengan seorang pemuda ganteng dari tetangga kampong, ku tolak lagi dengan alasan saya belum mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan pendidikanku saat itu.

Usia 30 tahun,,,, Sebuah rumah mungil plus segala perabot yang lumayan nyaman sudah kudapatkan dan tentunya sebuah kendaraan roda dua yang siap kubawa kemanapun kupergi. Terima kasih Allah,,, Engkau telah memberikan Limpahan Rizki yang lebih dari cukup. Seorang teman mengenalkanku pada seorang rekanan bisnisnya, lumayan cakep dan kaya, eksekutif muda, sayang,,, dia bukan termasuk dalam daftar kriteriaku.

Usia 36 tahun,,,, Aku sudah memiliki sebuah mobil dan aku ingin mengambil sebuah ruko lantai tiga untuk bisa kusewakan kepada para bisnisman di daerah rantau. Hmmm,,,, membuat diriku sibuk dengan urusan dunia, kumelupakan sejenak kebutuhanku untuk memiliki sebuah keluarga. Keluarga..??? sejak kapan aku berpikir untuk punya keluarga??? Itu membuatku tidak bisa berpikir,,, bagaimana nanti aku bisa mengurus suamiku? Sementara aku masih ingin tetap bekerja. Belum lagi bila memiliki anak kecil,,,,, aduhhhh,,,, tidak ,,,, tidak terbersit dalam benakku sedikitpun, itu membuatku pusing untuk berpikir ke arah sana.

Usia 38 tahun,,,, adikku ikut diranah rantau selepas dari sekolahnya, dua tahun sudah kami lewati bersama untuk bisa saling memberikan motivasi dan saling menguatkan. Dan Alhamdulillah,,,, tiket Umroh & Haji untuk Bapak & Ibu sudah kami persembahkan sebagaimana impian Bapak & Ibu untuk bisa pergi ke tanah Suci.

Usia 40 tahun,,,, itulah saat dimana aku harus berpisah dengan adikku karena dia bersikukuh dengan pilihannya untuk bisa secepatnya menikah dan memiliki sebuah keluarga kecil yang bahagia. Pertengkaran terjadi saat itu, betapa egonya aku,,,,, betapa aku telah menyakiti hati adik dan keluarga besarku. Kulepas adikku dengan rasa kesombongan yang sangat. Apa yang sudah dia dapatkan, baru kerja dua tahun, belum punya rumah, belum punya kendaraan sendiri,,, apa nggak susah kehidupannya nanti?. Biarlah aku tetap pada duniaku,,, dunia kerjaku,,,, dunia kesendirianku, yang sebenarnya dunia yang tidak aku inginkan. Dalam lubuk hati yang paling dalam aku juga mengimpikan sebuah keluarga kecil,,,,, tapi ,,,,, ohhh,,,,, tidak,,,, itu pasti sangat merepotkan.

Usia 45 tahun,,,, usia yang paling membuatku sangat takut,,,, aku merasa sangat takut dalam kesendirian. Meskipun sebenarnya ada banyak teman kerja dan tetangga di sekitarku. Namun tidak bisa menemani diriku untuk urusan yang sangat pribadi. Dan aku takut ,,, sebentar lagi masa menopause pasti menghampiriku. Belum lagi fisikku yang tidak sekuat dulu. Aku sudah memiliki semuanya deposito, rumah di kawasan elite, mobil dengan merk paling top, beberapa ruko yang kusewakan,,, namun tidak untuk ketenangan batin.

Aku cemburu disaat melihat adikku bersama putra-putri mungil mereka, keluarga kecil sederhana namun sangat kelihatan kebahagiaan diantara mereka. Aku cemburu melihat temanku membawa keluarganya disaat acara Family gathering. Aku cemburu ,,,, melihat semua kebahagiaan itu…..
Akankah aku bisa merasakan semua itu? namun dengan siapa? Berapa orang yang sudah tersakiti karena penolakanku? Hanya rasa cemburu disaat melihat semua kebahagiaan itu.

Usia 48 tahun,,,, aku diminta pulang ke rumah karena Bapak sakit dan ingin aku selalu ada disampingnya. Akankah aku pulang ke kampung halaman dengan kebahagiaan yang selama ini aku idamkan???

*****

Buat Mbak & Mas sekalian yang masih nge jomblo,,,,,, apalagi sich sebenarnya yang ditunggu???
Sebelum rasa cemburu itu hadir menghampirimu,,,,,

(Dedicate to My SmoothSister: Tiada kata terlambat untuk secepatnya menyempurnakan separuh Ad Dien kita Mbak)



[+/-] Selengkapnya...

Sabtu, 10 April 2010

No Body Perfect


Hujan deras mengguyur suasana pagi hari ini.
Tidak banyak yang bisa kulakukan, hanya didalam ruangan dengan setumpuk kertas kerja, ku coba relax dan menikmati hari, weekend lagie,,,.

Planning yang sudah kubuat, sebagian kubatalkan, termasuk agenda keluar ruang untuk breakfast bareng dengan rekanan ,,, cukup diganti dengan secangkir coklat hangat plus sekerat roti. Nikmati pagi......


*****
Masih kuingat dengan jelas debat kami pagi itu,,,
Haruskah ini terjadi,,, dua rekan yang saling mempertahankan ego diri, sama – sama bersikeras dengan argumen kami. Uppss,,, betapa kerasnya diri ini,,, kucoba kembali dengan tujuan utama, tidak dalam rangka mempertahankan ego, tapi kembali kepada impian dan tujuan yang sudah di tetapkan di awal.

I have wonderfull live,,, I can do everything be better,,,, but not this time,,, why???
Kucoba sekejab bersimpuh padaMU,,,, tiada yang bisa kusampaikan, hanya rintihan hati.
Bukankah dulu saya pernah pada posisi paling terpuruk dalam pekerjaan,,,,
Bukankah dulu saya pernah pada posisi selalu disalahkan,,,,
Bukankah dulu saya memulai diri dari nol,,,,,,
Why,,,,, this time I’m very so sad,,,,,,???


Yupz,,,, kucoba kembalikan posisi terbaik ,,,, sebagaimana impianku tobe wonderwomen.
Kukembalikan semua pada fitrah di awal,,,
Ku berusaha kumpulkan lagi kepingan asa yang masih tersisa.
Tiada maksud hati untuk melukai sesama,,,, namun diri yang tiada pernah menerima.

Suka duka menjadi sosok administrasi dan keuangan,
Menjadikan diriku benar – benar seorang wanita totalitas pakai otak kiri,,,
Tanpa ada basa basi,,, tanpa ada sapaan diri
Langsung tembak salah,,,, bila memang itu tidak sesuai prosedur,,,,,
Hufffzzz,,, terlalu capai dengan diri sendiri


Lain lagi jabatan rangkap berkenaan dengan SDI,
Harus rela membiarkan hati di taruh dalam lemari besi (lebih sadis…. Disaat harus mengeluarkan karyawan bila memang menyalahi peraturan).

Apakah sekedar kerja tanpa ada rasa??
Apakah sekedar kerja tanpa merasa empati kepada sesama???
Tidak,,, sama sekali tidak,,,,
Saya hanya berusaha melaksanakan terbaik yang bisa saya berikan sesuai dengan aturan.


*****

Tiada hari kupergunakan untuk upgrade diri,
Suatu hal yang tiada diluar kendali,,,, Anugerah itu hadir menghampiri diri yang lagi sendiri.

Terima kasih ya Allah,,,,,
Engkau telah berikan kesempatan yang tidak semua orang bisa merasakan dan mendapatkan semua ini.


Shobat,,,,,
Tetaplah berusaha melakukan yang terbaik ,,, semampu yang kita bisa
Jangan pernah berhenti untuk selalu berusaha dan melakukan perbaikan diri di setiap hari
Karena,,,, tidak semua hal yang kita lihat jelek,,,, menjadi kejelekan bagi kita.
Namun tiada pula suatu hal yang sepertinya baik,,,, menjadi benar – benar sebuah kebaikan buat kita.
Lihat sisi Baiknya,,,, lihat nilai manfaatnya,,, lihat suatu hikmah yang terkandung di dalamnya,,,,,

Shobat,,,,,
Jangan pernah berhenti untuk selalu Ikhtiar menjadi yang Terbaik
Setiap diri tiada pernah ada yang Sempurna ,,,, namun kita selalu mendapat kesempatan untuk menjadi yang Terbaik,,,, di setiap sisi kehidupan kita

NOBody PERFECT but WE Can Do EXCELLENT,,,,,,, memoar detik –detik mySweetDay of April





[+/-] Selengkapnya...

Sabtu, 27 Maret 2010

RANAH SENSITIVE


Sudah menjadi suatu ketetapan yang umum ,,, seorang Ibu pasti menginginkan putra & putrinya menjadi seorang yang berpangkat dan punya jabatan yang tinggi. Begitupula yang terjadi pada diriku, tepatnya seminggu yang lalu, disaat pulang kampung harus berani bersitegang dengan kangmas (yang slalu jadi contoh buat adik-adiknya).


Tetesan airmata tidak dapat kuhindarkan lagi, saya hanya tidak ingin Ibu dan keluarga masih melihat diriku sebagai anak bontot yang cengeng dan masih suka bermanja dengan keluarga. Saya pribadi yang harus berdikari, bukan lagi seorang anak kecil yang selalu berkata "ya" dengan setiap keinginan keluarga. Tidak untuk saat itu ,,, (betapa egoisnya diriku,,,,??)


Perlahan kutata diri dan sikap untuk menyampaikan semua argumenku saat itu,,,
Terdiam,,, merasa tak mampu dengan semua sanggahan,,,, Upppsz,,,, aku malu pada keluargaku.

But,, this is my live Mom,,, Its my choice,,,,,Bro,,,,

***$$***

Anak kecil yang manis,pintar dan lincah diharap bisa menjadi kebanggaan keluarga. (itu dulu,,, disaat diri belum banyak dosa....boleh dunk sedikit mengingat masa kecil yang penuh keceriaan ,,,:)

Penolakan pertama kepada keluarga besar disaat saya harus merantau jauh dari keluarga, padahal bila mau semua yang kumau bisa kudapat di kampung halaman, tapi saya masih ingin berpetualang,,, saya masih ingin terus belajar. Meski di tahun pertama kulewati dengan penuh aral rintang namun segala sesuatunya membuat diri bertambah mandiri, anak manja sudah tumbuh menjadi anak remaja yang "tahan banting". (hmmm,,,, memangnya besi,,, kok tahan banting sich...??)

Seminggu yang lalu, kulakukan lagi penolakan kepada keluarga, bukan bermaksud ingin menyakiti, karena tidak mau dekat dengan keluarga,namun lebih kepada hal lain yang harus saya selesaikan ditempat rantau, selain itu untuk menjadi seorang PNS juga butuh banyak dana. Saya bukan tidak mau menerima tawaran kerjanya, namun saya ingin mandiri, ingin menikmati jerih payah dari hasil kerja sendiri. (kalo seorang rekan berkata lebih takut jadi cpns karena takut jadi calon penghuni.... selamanya,,,, ihhh lebih serem lagi tuch).


Satu hal yang tidak sanggup kujawab,,, disaat Kangmas bertanya berapa gaji yang sudah kuterima selama kerja? bila mau, hitung-hitungan saya sudah pasti kalah jumlah dengan yang disampaikan kangmas (Hal yang paling sensitive bagiku untuk kujawab di depan keluarga).
Diam,,, dan diam,,,,, itulah satu hal yang membuatku tenang.
Akhirnya ,,,, keluarga mengerti dan menyadari, duniaku adalah dunia mandiri, duniaku adalah dunia berdikari,,,,, dan aku bukan lagi anak mama,,,, aku harus bisa buktikan itu semua ,,,, bahwa aku bisa mendapatkan lebih dari sekedar yang mereka harapkan.


*****$$$*****


Shobat,,,, akankah kita berhenti ikhtiar hanya karena hitung-hitungan materi??
Tapi pernahkah kita berpikir ulang bahwa apa yang sudah kita upayakan akan berlipat ganda hasilnya disaat kita bisa melakukan aktivitas kita dengan sepenuh hati dan sepenuh kemampuan kita??? Tanpa ada maksud menganggap remeh disetiap tugas dan tanggung jawab yang telah diamanahkan kepada kita???


Bila seorang rekan kita pernah berkata, biarlah gaji yang saya dapatkan hanya satu juta namun sebenarnya hasil yang saya terima lebih dari 100 juta,,,,,, Subhannallah,,,, sangat luar biasa pengabdiannya. Karena selebihnya dari yang satu juta akan saya terima nanti di Akherat dalam bahagia bersamaNya. (=jumlah hanya sekedar contoh saja)


Sesungguhnya Allah SWT telah berfirman: Demi Masa,,,, Demi waktu,,,,
tergantung bagaimana kita bisa mengelola setiap waktu yang sudah diberikan kepada kita semua.

Bahkan seorang Coach menyampaikan:
Harga mu hanya sebanding dengan penghargaan mu terhadap waktu

Jadi Shobat,,,,
jangan pernah berhenti untuk selalu melaksanakan setiap tugas & tanggung jawab dengan penuh semangat, penuh keseriusan, dengan sekuat kemampuan kita.


Bukankah kita semua ingin memberikan hasil terbaik buat Bapak Ibu kita, buat Keluarga kita, buat putra-putri kita kelak,,,,,,,, bahkan buat kehidupan kita yang lebih baik di esok hari????

Saya ingin memberikan hadiah TERINDAH dan TERBAIK buat orang - orang yang saya cintai dan saya sayangi, saya ingin membuktikan perkataan saya bahwa saya bukan anak mama lagi,,,, saya adalah Anugerah TERBAIK yang sudah dihadirkan dimuka bumi ini untuk kebaikan sebanyak - banyak Ummat.

Beri Kami kekuatan untuk melaksanakan semua Amanah ini,,,, ya Illahi robbi,,,,, Amiin.



(Dedicate to my HoneyBro,,,,, Thks for Everything)

[+/-] Selengkapnya...

Minggu, 28 Februari 2010

Pe De Aza Lagie

Selalu terngiang dalam benakku,
Seorang rekan yang dengan entengnya menolak diajak kerjasama.

Badan besar, tinggi,,,, punya banyak teman lagi,
sedang diriku sendirian, dengan setumpuk kertas kerja,,, satu banding enam,,, bbbrrrrrr

Sharing berjalan alot,,, kucoba kendalikan diri.
Aku harus kuat,,, I'm wonder women...

Dengan sedikit rasa Pede, kucoba ijin untuk sementara waktu
bukan untuk melarikan diri namun sekedar ambil wudhu biar atie jadi adem.

****

Kucoba hadir kembali dengan senyum yang sedikit kupaksa.
Ingat dengan petuah salah satu guru,,, gunakan Powerfull Communication.
Dengan detak laju dada yang sudah tak karuan lagi,,,
kucoba sampaikan lagi isi hati dengan nada lantang dan tentunya menggunakan Motion.

Setengah jam berlalu,,,,, maluu dan tegang,,,,
Rasa takut berkecamuk... takut bila saat ini saya harus keluar ruang dengan tangan kosong.

Akhirnya, Zie baju biru dongker mulai mendekat,,,,, "saya setuju denga Anda"

ahaaa,,,,, satu kesempatan lagi saya dapatkan.
Terima kasih ya Allah,,,, Engkau telah percayakan amanah ini kepada hamba.



Shobat,,,, Allah telah memberikan kepada kita semua Hidayah & Anugerah yang Maha Sempurna.
Diantara enam orang kekar & besar,,,,dengan ikhtiar yang kita punya.
ternyata saya juga brani & PeDe berhadapan dengan mereka.


Dedicated to my sweat sister,,,, pls confident with U'rs.

[+/-] Selengkapnya...

Jumat, 29 Januari 2010

FOKUS

Berusaha untuk menggapai yang terbaik,,,
Namun ganjalan selalu hadir
ternyata,,, ada dusta yang tersimpan
Mengapa diri tidak pernah menyadari??


Malu pada diriku sendiri, yang terlena dengan sgala cacian & pujian
Namun tiada pernah di hati, tiada pernah terpatri.

Biarlah luka lama yang ada
Tinggal kubuang jauh smua rasa
Rasa untuk memiliki ,,,, rasa untuk di cintai,,,

Ada yang pantas kukorbankan
Ada yang lebih baik kupertahankan

Daripada sekedar ilusi yang ada pada diri

Kumulai kumpulkan semua asa yang tersisa
kumulai satukan energi yang masih ada,,,,

Ya Illahi Rabbi,,,,,
Izinkan Hamba berserah diri
Memulai hari dengan selalu berseri
hanya menuju satu Ridho MU,,, ya Illahi Rabbi

[+/-] Selengkapnya...

Kamis, 30 April 2009

Senja di Terminal Three


Setelah menikmati sejuknya Bogor city, hari ini musti take off lagi via cengkareng. Sebenarnya pengen sich,,, lama di Bogor,,,, tapi kerjaan dah menanti dengan seabrek rutinitasnya.

Sendiri lagi disini,,, tapi asyik juga niih,, view terminal 3 yang baru, meskipun sana - sini masih renovasi. Cukup dengan sepotong kue keju plus minuman isotonik 1 botol yang menemaniku dari pagi.

Delay lagi,,,,, tiga jam lagi,,,, hik,,,,,,,,

Setelah semalam sempat rame,,,, uhhhhhh,,, cape juga.
pengen sich banyak crita, sayang tidak ada kekuatan untuk bisa menahan waktunya.
makan tidak enak,,,,, minum pun serasa terpaksa.

Setelah saya berusaha menyempatkan waktu & fikiran khusus, supaya bisa berjumpa, tapi memang,,,,, kenyataan tidak selamanya seindah keinginan.

kuberlari sampai parkir kendaraan namun tiada kata terakhir yang terucap. Hik,,,,, cukup sudah airmata ini menetes,,,, cukup sudah luka ini ada,,,,,,
Biarlah saya ada dengan segenap kekuatan yang berusaha kuhimpun lagi.
Biarlah saya tegar dengan semangat saya yang baru.


Tak terasa,,, Airmata ini keluar lagi,,,,,,
Tidak,,,, saya tidak boleh cengeng saya harus tegar,,,, saya harus kuat.

Disini kumantapkan hati & pikiran lagi,,,,, Aku harus berjuang dengan segenap pengharapan,,,, dengan segenap asa yang ada. Sudah saatnya hijrah lagi,,,,, sudah saatnya mendapat yang terbaik lagi.

Memoar senja hari Terminal 3




[+/-] Selengkapnya...